Tuesday 31 October 2017

Dasar dan Tujuan Pendidikan

DASAR DAN TUJUAN PENDIDIKAN

Makalah
Disusun untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Dasar – Dasar Pendidikan
OLEH :
Kelas B1 Semeseter II
Ah. Birrul Walidain   
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI
JURUSAN TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

2014
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat ridlo dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul”Takhrijul Hadits “.
Sholawat dan salam senantiasa penulis sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang selalu kita nanti – nantikan syafaatnya di hari kiamat.
Dalam penyusunan makalah ini banyak bantuan yang penulis terima. Oleh karena itu, penulis sampaikan banyak terimakasih kepada :
1.      Orang tua yang selalu memberi do’a dan restu
2.      Abdul Azis selaku dosen mata kuliah Ulumul Hadits.
3.      Semua pihak yang terkait dalam penyusunan ini.
Kiranya segala do’a, restu, dan juga kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran masih penulis harapkan untuk perbaikan selanjutnya.
Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Pati, 06  Desember 2014

Penulis







 II.          PEMBAHASAN
A.     Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang merupakan kesatuan pikiran (Widjono, 2007). Kalimat dapat dibedakan menjadi bahasa lisan dan bahasa tulis. Dalam bahasa lisan, kalimat adalah satuan bahasa yang terbentuk atas gabungan kata dengan kata, gabungan kata dengan frasa, atau gabungan frasa dengan frasa, yang minimal berupa sebuah klausa bebas yang minimal mengandung satu subjek dan prediket, satuan bahasa itu didahului oleh suatu kesenyapan awal, diselingi atau tidak diselingi oleh kesenyapan antara dan diakhiri dengan kesenyapan akhir yang berupa intonasi final, yaitu intonasi berita, tanya, intonasi perintah, dan intonasi kagum. Dalam bahasa tulis, kalimat adalah satuan bahasa yang diawali oleh huruf kapital, diselingi atau tidak diselingi tanda koma (,), titik dua (:), atau titik koma (;), dan diakhiri dengan lambang intonasi final yaitu tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!)[4].
 Adapun ciri- ciri kalimat yaitu :
a.       Dalam bahasa lisan diawali dengan kesenyapan dan diakhiri dengan kesenyapan. Dalam bahasa tulis diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru.
b.      Sekurang-kurangnya terdiri dari atas subjek dan prediket.
c.       Predikat transitif disertai objek, prediket intransitif dapat disertai pelengkap.
d.      Mengandung pikiran yang utuh.
e.       Mengandung urutan logis, setiap kata atau kelompok kata yang mendukung fungsi (subjek, prediket, objek, dan keterangan) disusun dalam satuan menurut fungsinya.
f.        Mengandung satuan makna, ide, atau pesan yang jelas.
g.      Dalam paragraf yang terdiri dari dua kalimat atau lebih, kalimat-kalimat disusun dalam satuan makna pikiran yang saling berhubungan.
B.     Bagian - Bagian Kalimat
Bagian- bagian kalimat adalah fungsi yang didalam buku-buku tata bahasa Indonesia lama lazim disebut jabatan kata, seperti subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa Indonesia baku terdiri dari sekurang-kurangnya atas dua unsur, yakni S dan P. Unsur yang lain (O, Pel, dan Ket) dalam suatu kalimat dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir. Adapun bagian- bagian kalimat secara rinci yaitu:
a.       Subjek
Fungsi subjek merupakan pokok dalam sebuah kalimat. Pokok kalimat itu dibicarakan atau dijelaskan oleh fungsi kalimat lain, yaitu predikat. Ciri-ciri subjek adalah sebagai berikut:
a.    Jawaban apa atau siapa,
b.    Dapat didahului oleh kata bahwa,
c.    Berupa kata atau frasa benda (nomina)
d.   Dapat diserta kata ini atau itu,
e.    Dapat disertai pewatas yang,
f.     Tidak didahului preposisi di, dalam, pada, kepada, bagi, untuk, dan lain-lain,
Hubungan subjek dan prediket dapat dilihat pada contoh-contoh di bawah ini.
Adik bermain.
S          P
Ibu memasak.
S          P
b.      Predikat
Predikat merupakan unsur yang membicarakan atau menjelaskan pokok kalimat atau subjek. Hubungan predikat dan pokok kalimat dapat dilihat pada contoh-contoh di bawah ini.
Adik bermain.
S          P
Adik adalah pokok kalimat
bermain adalah yang menjelaskan pokok kalimat.
Ibu memasak.
S          P
Ibu adalah pokok kalimat
memasak adalah yang menjelaskan pokok kalimat. Prediket mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.    Bagian kalimat yang menjelaskan pokok kalimat,
b.    Dalam kalimat susun biasa, prediket berada langsung di belakang subjek,
c.    Prediket umumnya diisi oleh verba atau frasa verba,
d.   Dalam kalimat susun biasa (S-P) prediket berintonasi lebih rendah,
e.    Prediket merupakan unsur kalimat yang mendapatkan partikel –lah,
f.     Prediket dapat merupakan jawaban dari pertanyaan apa yang dilakukan (pokok kalimat) atau bagaimana (pokok kalimat).
c.        Objek
Fungsi objek adalah unsur kalimat yang kehadirannya dituntut oleh verba transitif pengisi predikat dalam kalimat aktif. Objek dapat dikenali dengan melihat verba transitif pengisi predikat yang mendahuluinya seperti yang terlihat pada contoh di bawah ini.
Dosen menerangkan materi.
S                      P          O
menerangkan adalah verba transitif.
Ibu menyuapi adik.
S          P         O
Menyuapi adalah verba transitif. Objek mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.    Berupa nomina atau frasa nominal
b.    Berada langsung di belakang predikat (yang diisi oleh verba transitif)
c.    Dapat diganti enklitik –nya, ku atau –mu
d.   Objek dapat menggantikan kedudukan subjek ketika kalimat aktif transitif
dipasifkan
d.       Pelengkap
Pelengkap adalah unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi, mengkhususkan objek, dan melengkapi struktur kalimat. Pelengkap (pel.) bentuknya mirip dengan objek karena sama-sama diisi oleh nomina atau frasa nominal dan keduanya berpotensi untuk berada langsung di belakang predikat. Kemiripan antara objek dan pelengkap dapat dilihat pada contoh berikut.
Bu Minah berdagang sayur di pasar pagi.
S                      P          pel.     ket.
Bu Minah menjual sayur di pasar pagi.
S                      P         O        ket.
Pelengkap mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.    Kehadirannya dituntut oleh predikat aktif yang diisi oleh verba yang dilekati oleh prefiks ber dan predikat pasif yang diisi oleh verba yang dilekati oleh prefiks di- atau ter
b.    Pelengkap merupakan fungsi kalimat yang kehadirannya dituntut oleh             verba dwitransitif pengisi predikat
c.    Pelengkap merupakan unsur kalimat yang kehadirannya mengikuti predikat yang diisi oleh verba adalah, ialah, merupakan, dan menjadi
d.   Dalam kalimat, jika tidak ada objek, pelengkap terletak langsung di belakang predikat, tetapi kalau predikat diikuti oleh objek, pelengkap berada di belakang objek
e.      Pelengkap tidak dapat diganti dengan pronomina –nya
f.     Satuan bahasa pengisi pelengkap dalam kalimat aktif tidak mampu menduduki fungsi subjek apabila kalimat aktif itu dijadikan kalimat pasif
e.        Keterangan
Keterangan adalah unsur kalimat yang memberikan keterangan kepada seluruh kalimat. Sebagian besar unsur keterangan merupakan unsur tambahan dalam kalimat. Keterangan sebagai unsur tambahan dalam kalimat dapat dilihat pada contoh berikut.
Ibu membeli kue di pasar.
S          P          O Ket. Tempat
Ayah menonton TV tadi pagi.
S          P             O  Ket. waktu
C.    PENGGUNAAN KALIMAT
Berdasarkan penggunaannya, kalimat dibedakan kedalam lima kelompok, yakni kalimat berita, kalimat perintah, kalimat Tanya,. kalimat seru, dan kalimat empatik.[5]
1.      Kalimat berita
Kalimat berita (deklaratif) adalah kalimat yang isinya memberitakan sesuatu kepada  pembaca atau pendengar.
Bentuk kalimat berita bermacam – macam, bias berupa akalimat aktif atau pasif, langsung atau taklangsung, tunggal atau majemuk, dan sebagainya. Kalimat berita dapat berbentuk apa saja asalkan isinya merupakan pemberitaan.          




   mendapat hadiahkah dia kemarin?
a.       Dengan memakai kata bukan atau tidak.
Contoh : Dia pandai, bukan?
               Kamu mengerti soal ini, tidak?
b.      Dengan mengubah intonasi kalimat.
Contoh : Dia jadi pergi.
               Dia jadi pergi?
c.       Dengan memakai kalimat tanya, seperti siapa, kapan dan mengapa.
Contoh : Dia mencari siapa?
2.      Kalimat seru
Kalimat seru (interjegtive) adalah kalimat yang mengungkapkan perasaan kagum. Cara membuatnya adalah dengan mengikuti kaidah berikut.
a.       Balikkan urutan kalimat dari S-P menjadi P-S.
Contoh : Mereka bebas bergaul.
               Pergaulan mereka bebas.
b.      Tambahkan partikel-nya pada P yang telah ditempatkan dimuka.
Contoh : Pemandangan itu indah sekali.
               Alangkah indahnya pemandangan itu.
c.       Tambahkan dimuka P kata seru alangkah atau bukan main.
Contoh : Pandangan dia sangat revolusioner.
               Bukan main revolusionernya pandangan dia.
3.      Kalimat empatik
Kalimat empatik adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus kepada subyek. Penegasan itu dilakukan dengan :
·         menambahkan partikel lah pada subjek, dan
·         menambahkan kata sambung yang dibelakang subjek.
Contoh : Dia memulai pertengkaran itu.
                Dialah yang memulai pertengkaran itu[6]





III.        PENUTUP
A.    Kesimpulan
                          Dari hasil pembahasan diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
2. Adapun bagian- bagian kalimat terdiri atas: subyek, prediket, objek,                 pelengkap dan keterangan
3. Penggunaannya  adalah kalimat dapat digunakan sebagai kalimat berita, kalimat      perintah, kalimat tanya,. kalimat seru, dan kalimat empatik.
B.     Saran
Adapun Saran penulis sehubungan dengan bahasan makalah ini, kepada rekan-rekan mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam tentang bagaimana pengertian sebuah kalimat, bagian- bagiannya dan penggunaannya.

IV.    Daftar Pustaka
Kosasih, E, kompetensi Ketatabahasaan, Bandung : CV. Yrama Widya 2002





[5]Kosasih, E. Kompetensi Ketatabahasaan,( Bandung : CV. Yrama Widya. 2002 )140
[6] Ibid. 140

No comments:

Post a Comment

Misteri kabut

 Tidak masalah  Tanpa masalah  Non masalah  ???