DASAR DAN TUJUAN PENDIDIKAN
Makalah
Disusun
untuk Memenuhi
Tugas
Mata Kuliah Dasar – Dasar Pendidikan
OLEH :
Kelas
B1 Semeseter II
Ah.
Birrul Walidain
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM PATI
JURUSAN
TARBIYAH
PRODI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
2014
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr.Wb
Alhamdulillah
puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat ridlo dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul”Takhrijul Hadits
“.
Sholawat
dan salam senantiasa penulis sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang
selalu kita nanti – nantikan syafaatnya di hari kiamat.
Dalam
penyusunan makalah ini banyak bantuan yang penulis terima. Oleh karena itu,
penulis sampaikan banyak terimakasih kepada :
1.
Orang tua yang
selalu memberi do’a dan restu
2.
Abdul Azis
selaku dosen mata kuliah Ulumul Hadits.
3.
Semua pihak yang
terkait dalam penyusunan ini.
Kiranya
segala do’a, restu, dan juga kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan
dari Allah SWT. Laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran masih penulis harapkan untuk perbaikan selanjutnya.
Dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wassalamu’alaikum
Wr.Wb.
Pati,
06 Desember 2014
Penulis
A.
Pengertian Kalimat
Kalimat
adalah satuan bahasa terkecil yang merupakan kesatuan pikiran (Widjono, 2007).
Kalimat dapat dibedakan menjadi bahasa lisan dan bahasa tulis. Dalam bahasa
lisan, kalimat adalah satuan bahasa yang terbentuk atas gabungan kata dengan
kata, gabungan kata dengan frasa, atau gabungan frasa dengan frasa, yang
minimal berupa sebuah klausa bebas yang minimal mengandung satu subjek dan
prediket, satuan bahasa itu didahului oleh suatu kesenyapan awal, diselingi
atau tidak diselingi oleh kesenyapan antara dan diakhiri dengan kesenyapan
akhir yang berupa intonasi final, yaitu intonasi berita, tanya, intonasi
perintah, dan intonasi kagum. Dalam bahasa tulis, kalimat adalah satuan bahasa
yang diawali oleh huruf kapital, diselingi atau tidak diselingi tanda koma (,),
titik dua (:), atau titik koma (;), dan diakhiri dengan lambang intonasi final
yaitu tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!)[4].
Adapun ciri- ciri kalimat yaitu :
a. Dalam bahasa lisan diawali dengan
kesenyapan dan diakhiri dengan kesenyapan. Dalam bahasa tulis diawali dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru.
b. Sekurang-kurangnya terdiri dari atas
subjek dan prediket.
c. Predikat transitif disertai objek,
prediket intransitif dapat disertai pelengkap.
d. Mengandung pikiran yang utuh.
e. Mengandung urutan logis, setiap kata
atau kelompok kata yang mendukung fungsi (subjek, prediket, objek, dan
keterangan) disusun dalam satuan menurut fungsinya.
f. Mengandung satuan makna, ide, atau pesan yang jelas.
g. Dalam paragraf yang terdiri dari dua
kalimat atau lebih, kalimat-kalimat disusun dalam satuan makna pikiran yang
saling berhubungan.
B. Bagian - Bagian Kalimat
Bagian- bagian kalimat adalah fungsi yang didalam buku-buku
tata bahasa Indonesia lama lazim disebut jabatan kata, seperti subjek (S),
predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa
Indonesia baku terdiri dari sekurang-kurangnya atas dua unsur, yakni S dan P.
Unsur yang lain (O, Pel, dan Ket) dalam suatu kalimat dapat wajib hadir, tidak
wajib hadir, atau wajib tidak hadir. Adapun bagian- bagian kalimat secara rinci
yaitu:
a.
Subjek
Fungsi
subjek merupakan pokok dalam sebuah kalimat. Pokok kalimat itu dibicarakan atau
dijelaskan oleh fungsi kalimat lain, yaitu predikat. Ciri-ciri subjek adalah
sebagai berikut:
a. Jawaban apa atau siapa,
b. Dapat didahului oleh kata bahwa,
c. Berupa kata atau frasa benda
(nomina)
d. Dapat diserta kata ini atau itu,
e. Dapat disertai pewatas yang,
f. Tidak didahului preposisi di, dalam,
pada, kepada, bagi, untuk, dan lain-lain,
Hubungan
subjek dan prediket dapat dilihat pada contoh-contoh di bawah ini.
Adik
bermain.
S
P
Ibu
memasak.
S
P
b.
Predikat
Predikat
merupakan unsur yang membicarakan atau menjelaskan pokok kalimat atau subjek.
Hubungan predikat dan pokok kalimat dapat dilihat pada contoh-contoh di bawah
ini.
Adik
bermain.
S P
Adik
adalah pokok kalimat
bermain
adalah yang menjelaskan pokok kalimat.
Ibu
memasak.
S
P
Ibu
adalah pokok kalimat
memasak
adalah yang menjelaskan pokok kalimat. Prediket mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Bagian kalimat yang menjelaskan
pokok kalimat,
b. Dalam kalimat susun biasa, prediket
berada langsung di belakang subjek,
c. Prediket umumnya diisi oleh verba
atau frasa verba,
d. Dalam kalimat susun biasa (S-P)
prediket berintonasi lebih rendah,
e. Prediket merupakan unsur kalimat
yang mendapatkan partikel –lah,
f. Prediket dapat merupakan jawaban
dari pertanyaan apa yang dilakukan (pokok kalimat) atau bagaimana (pokok
kalimat).
c.
Objek
Fungsi
objek adalah unsur kalimat yang kehadirannya dituntut oleh verba transitif
pengisi predikat dalam kalimat aktif. Objek dapat dikenali dengan melihat verba
transitif pengisi predikat yang mendahuluinya seperti yang terlihat pada contoh
di bawah ini.
Dosen
menerangkan materi.
S
P O
menerangkan
adalah verba transitif.
Ibu
menyuapi adik.
S P O
Menyuapi
adalah verba transitif. Objek mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Berupa nomina atau frasa nominal
b. Berada langsung di belakang predikat
(yang diisi oleh verba transitif)
c. Dapat diganti enklitik –nya, ku atau
–mu
d. Objek dapat menggantikan kedudukan
subjek ketika kalimat aktif transitif
dipasifkan
d.
Pelengkap
Pelengkap
adalah unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi, mengkhususkan objek,
dan melengkapi struktur kalimat. Pelengkap (pel.) bentuknya mirip dengan objek
karena sama-sama diisi oleh nomina atau frasa nominal dan keduanya berpotensi
untuk berada langsung di belakang predikat. Kemiripan antara objek dan
pelengkap dapat dilihat pada contoh berikut.
Bu
Minah berdagang sayur di pasar pagi.
S
P pel. ket.
Bu
Minah menjual sayur di pasar pagi.
S P O ket.
Pelengkap
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Kehadirannya dituntut oleh predikat aktif yang diisi oleh
verba yang dilekati oleh prefiks ber dan predikat pasif yang diisi oleh verba
yang dilekati oleh prefiks di- atau ter
b. Pelengkap merupakan fungsi kalimat yang kehadirannya
dituntut oleh verba
dwitransitif pengisi predikat
c. Pelengkap merupakan unsur kalimat yang kehadirannya
mengikuti predikat yang diisi oleh verba adalah, ialah, merupakan, dan menjadi
d. Dalam kalimat, jika tidak ada objek, pelengkap terletak
langsung di belakang predikat, tetapi kalau predikat diikuti oleh objek,
pelengkap berada di belakang objek
e. Pelengkap tidak dapat diganti dengan pronomina
–nya
f.
Satuan
bahasa pengisi pelengkap dalam kalimat aktif tidak mampu menduduki fungsi subjek apabila kalimat aktif itu dijadikan kalimat
pasif
e.
Keterangan
Keterangan adalah unsur kalimat yang memberikan keterangan kepada
seluruh kalimat. Sebagian besar unsur keterangan merupakan unsur tambahan dalam
kalimat. Keterangan sebagai unsur tambahan dalam kalimat dapat dilihat pada
contoh berikut.
Ibu membeli kue di
pasar.
S P O
Ket. Tempat
Ayah menonton TV tadi
pagi.
S P O
Ket. waktu
C.
PENGGUNAAN
KALIMAT
Berdasarkan penggunaannya,
kalimat dibedakan kedalam lima kelompok, yakni kalimat berita, kalimat
perintah, kalimat Tanya,. kalimat seru, dan kalimat empatik.[5]
1. Kalimat
berita
Kalimat berita
(deklaratif) adalah kalimat yang isinya memberitakan sesuatu kepada pembaca atau pendengar.
Bentuk kalimat berita bermacam – macam,
bias berupa akalimat aktif atau pasif, langsung atau taklangsung, tunggal atau
majemuk, dan sebagainya. Kalimat berita dapat berbentuk apa saja asalkan isinya
merupakan pemberitaan.
mendapat hadiahkah dia
kemarin?
a. Dengan
memakai kata bukan atau tidak.
Contoh : Dia pandai, bukan?
Kamu mengerti soal ini, tidak?
b. Dengan
mengubah intonasi kalimat.
Contoh : Dia jadi pergi.
Dia jadi pergi?
c. Dengan
memakai kalimat tanya, seperti siapa,
kapan dan mengapa.
Contoh : Dia mencari siapa?
2. Kalimat
seru
Kalimat
seru (interjegtive) adalah kalimat yang mengungkapkan perasaan kagum. Cara
membuatnya adalah dengan mengikuti kaidah berikut.
a. Balikkan
urutan kalimat dari S-P menjadi P-S.
Contoh : Mereka bebas bergaul.
Pergaulan mereka bebas.
b. Tambahkan
partikel-nya pada P yang telah
ditempatkan dimuka.
Contoh : Pemandangan itu indah sekali.
Alangkah indahnya pemandangan itu.
c. Tambahkan
dimuka P kata seru alangkah atau bukan main.
Contoh : Pandangan dia sangat
revolusioner.
Bukan main revolusionernya pandangan dia.
3.
Kalimat empatik
Kalimat
empatik adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus kepada subyek.
Penegasan itu dilakukan dengan :
·
menambahkan
partikel lah pada subjek, dan
·
menambahkan kata
sambung yang dibelakang subjek.
Contoh : Dia memulai pertengkaran itu.
Dialah
yang memulai pertengkaran itu[6]
III.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan
atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat
diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri
dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan
tanda seru (!).
2. Adapun bagian- bagian kalimat terdiri atas: subyek,
prediket, objek, pelengkap
dan keterangan
3. Penggunaannya adalah kalimat dapat digunakan sebagai kalimat
berita, kalimat perintah, kalimat
tanya,. kalimat seru, dan kalimat empatik.
B. Saran
Adapun
Saran penulis sehubungan dengan bahasan makalah ini, kepada rekan-rekan
mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam tentang
bagaimana pengertian sebuah kalimat, bagian- bagiannya dan penggunaannya.
IV. Daftar Pustaka
Kosasih,
E, kompetensi Ketatabahasaan, Bandung
: CV. Yrama Widya 2002
No comments:
Post a Comment