HAKIKAT
PENDIDKAN ISLAM
A.
PENDAHULUAN
Istilah pendidikan dalam konteks Islam pada
umumnya mengacu pada term al-tarbiyah, al-ta’dib, dan al-ta’lim. Dari ketiga
istilah tersebut term yang popular digunakan dalam praktek pendidikan Islam
ialah term al-tarbiyah.
Pendidik adalah orang yang memiliki tanggung
jawab untuk mendidik. Pendidik dalam perspektif pendidikan Islam adalah
orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan
mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif,
kognitif, maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
latar belakang maka permasalahan yang akan di bahas adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana definisi pendidikan
islam
2.
Bagaimana pengertian dan hakikat pendidikan islam
3.
Bagaimana pengertian dan hakikat pendidik dalam pendidikan islam
C.
PEMBAHASAN
1.
Definisi
Pendidikan Islam
Pendidikan Islam adalah
suatu pendidikan yang melatih perasaan murid-murid dengan cara begitu rupa
sehingga dalam sikap hidup, tindakan, keputusan, dan pendekatan mereka terhadap
segala jenis pengetahuan, sangat dipengaruhi oleh nilai spritual dan sangat
sadar akan nilai etis Islam.
Menurut Abdurrahman An-Nahlawi,
pendidikan Islam mengantarkan manusia pada perilaku dan perbuatan manusia yang
berpedoman pada syariat Allah”
Adapun para ahli pendidikan Islam, sudah
sejak lama mencoba membuat rumusan definisi mengenai pendidikan Islam,
diantaranya:
1. Omar Mohammad
al-Toumy al-Saibany, Pendidikan adalah usaha mengubah tingkah laku individu
manusia dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan dalam
kehidupan alam sekitarnya melalui proses pendidikan.
2. Muhammad Fadlil
al-Jamali, Pendidikan adalah proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan
yang mengangkat derajat kemanusiaannya sesuai dengan kemampuan dasar dan
kemampuan ajarnya.
3. Hasan Langgulung,
Pendidikan Islam adalah suatu proses spritual, akhlak, intelektual dan sosial
yang berusaha membimbing manusia dan memberinya nilai-nilai, prinsip-prinsip,
dan teladan ideal dalam kehidupan yang bertujuan untuk mempersiapkan kehidupan
dunia dan akhirat.
Dengan demikian pendidikan Islam adalah
segala upaya atau proses pendidikan yang dilakukan untuk membimbing tingkah
laku manusia baik individu maupun sosial untuk mengarahkan potensi baik yang
sesuai dengan fitrahnya melalui proses intelektual dan spritual berlandaskan
nilai Islam untuk mencapai kehidupan di dunia dan akhirat[1]
Dari pandangan ini, menurut Adul Fatah Jalal dapat dikatakan bahwa
pendidikan Islam bukan sekedar “transfer of knowledge” ataupun “transfer of
training”, tetapi lebih merupakan suatu sistem yang ditata diatas pondasi
“keimanan” dan “kesalehan”, yaitu suatu sistem yang terkait secara langsung
dengan Tuhan.[2]
Konsepsi
pendidikan model Islam, tidak hanya melihat pendidikan itu sebagai upaya
“mencerdaskan” semata (pendidikan intelek, kecerdasan), melainkan sejalan
dengan konsep Islam tentang manusia dan hakekat eksistensinya. Maka, pendidikan
Islam sebagai suatu pranata sosial, juga sangat terkait dengan pandangan Islam
tentang hakekat keberadaan (eksistensi) manusia. Oleh karena itu, pendidikan
Islam juga berupaya untuk menumbuhkan pemahaman dan kesadaran bahwa manusia itu
sama di depan Allah dan perbedaanya adalah terletak pada kadar
ketaqwaan masing-masing manusia.[3]
2. Pengertian dan Hakekat Pendidikan Islam
Istilah pendidikan dalam konteks Islam pada
umumnya mengacu pada term al-tarbiyah, al-ta’dib, dan al-ta’lim. Dari ketiga
istilah tersebut term yang popular digunakan dalam praktek pendidikan Islam
ialah term al-tarbiyah.[4]
a.
Istilah al-Tarbiyah, Penggunaan sitilah al-Tarbiyah berasal dari
kata rabb, dasarnya menunjukkan makna tumbuh, berkembang, memelihara, merawat,
mengatur, dan menjaga kelestarian atau eksistensinya. Al-Tarbiyah berasal dari
tiga kata, yaitu : Pertama, rabba-yarbu yang berarti bertambah, tumbuh,
dan berkembang. Kedua, rabiya-yarba berarti menjadi besar. Ketiga, rabba-yarubbu
berarti memperbaiki, menguasai urusan, menuntun, dan memelihara. Secara
filosofis mengisyaratkan bahwa proses pendidikan Islam adalah bersumber pada
pendidikan yang diberikan Allah sebagai “pendidik” seluruh ciptaan-Nya,
termasuk manusia. Pengertian pendidikan Islam yang dikandung dalam term
al-tarbiyah terdiri atas empat unsur pendekatan, yaitu :
1)
Memelihara dan mejaga fitrah anak
didik menjelang dewasa (balgh).
2)
Mengembangkan seluruh potensi
menuju kesempurnaan
3)
Mengarahkan seluruh fitrah menuju
kesempurnaan.
b.
Istilah al-Ta’lim, Istilah al-Ta’lim telah
digunakan sejak periode awal pelaksanaan pendidikan Islam. Menurut para ahli,
kata ini lebih bersifat universal dibanding dengan al-Tarbiyah maupun
al-Ta’dib, seperti yang dikemukakan oleh Rasyid Ridha. Rasyid Ridha mengartikan
al-Ta’lim sebagai proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu
tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu. Makna al’ta’lim tidak hanya
terbatas pada pengetahuan lahiriyah, akan tetapi mencakup pengetahuan teoritis,
mengulang secara lisan, pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam
kehidupan, perintah untuk melaksanakan pengetahuan dan pedoman untuk
berperilaku.[6]
c.
Istilah al-Ta’dib, Menurut al-Attas, istilah yang paling tepat
untuk menunjukkan pendidikan Islam adalah al-ta’dib. Konsep ini didasarkan pada
hadist Nabi yang artinya : “Tuhan telah mendidikku, maka Ia sempurnakan
pendidikanku.” (H.R. al-‘Askary dari ‘Ali r.a). Kata addaba dalam hadis
tersebut dimaknai al-Attas sebagai “mendidik”. Lebih lanjut ia mengungkapkan
bahwa, penggunaan istilah al-Tarbiyah terlalu luas untuk mengungkap hakikat dan
operasional pendidikan Islam. Sebab kata al-Tarbiyah yang memiliki arti
pengasuhan, pemeliharaan, dan kasih sayang tidak hanya digunakan untuk manusia,
akan tetapi juga digunakan untuk melatih dan memelihara binatang atau makhluk
Allah lainnya. Oleh karenanya, penggunaan istilah al-Tarbiyah tidak memiliki
akar yang kuat dalam khazanah bahasa Arab. Timbulnya istilah ini dalam dunia
Islam merupakan terjemahan dari bahasa Latin ‘educatio” atau bahasa Inggris
“education”. Kedua kata tersebut dalam batasan pendidikan Barat lebih banyak
menekankan pada aspek fisik dan material. Sementara pendidikan Islam,
penekanannya tidak hanya aspek tersebut, akan tetapi juga pada aspek psikis dan
immaterial. Dengan demikian, istilah al-Ta’dib merupakan terma paling tepat
dalam khazanah bahasa Arab karena mengandung arti ilmu, kearifan, keadilan,
kebijaksanaan, pengajaran, dan pengasuhan yang baik sehingga makna al-Tarbiyah
dan al-Ta’lim sudah tercakup dalam terma al-Ta’dib. Dari uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah suatu sistem yang memungkinkan
seseorang (peserta didik) dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi
Islam.[7]
3. Pengertian
dan Hakikat Pendidik dalam Pendidikan Islam
Pendidik adalah orang yang memiliki tanggung
jawab untuk mendidik. Pendidik dalam perspektif pendidikan Islam adalah
orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan
mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif,
kognitif, maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Dalam
Al-Qur’an ada empat yang dapat menjadi pendidik, a) Allah SWT, b) Para Nabi c),
Kedua orang tua, d)orang lain.[8]
a.
Tugas pendidik menurut filsafat pendidikan
Islam
Dalam operasionalisasinya, mendidik merupakan
rangkaian proses mengajar, memberikan dorongan, memuji, menghukum, memberi
contoh, dorongan, membiasakan, dan lain sebagainya. Imam Al-Ghazali
mengemukakan bahwa tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan,
membersihkan, mensucikan, serta membawa hati manusia untuk taqarrub ila Alah
Ah.Soejono (1982:62) merinci tugas pendidik
(termasuk guru) adalah sebagai berikut:
a. Wajib
menemukan pembawaan yang ada pada anak-anak didik.
b.
Berusaha menolong anak didik mengembangkan
pembawaan yang baik dan menekan perkembangan pembawaan yang buruk agar tidak
berkembang.
c.
Memberlihatkan kepada anak didik tugas orang
dewasa.
d.
Mengadakan evaluasi setiap waktu
e.
Memberikan bimbingan dan penyuluhan.
b.
Karakteristik pendidik
Karakteristik pendidik menurut al-Abrasyi
antara lain:
a.
Seorang pendidik hendaknya memiliki sifat
zuhud, yaitu melaksanakan tugasnya bukan semata-mata karena materi, akan tetapi
lebih dari itu adalah karena mencari keridhaan Allah.
b.
Seorang pendidik hendaknya bersih fisiknya
dari segala macam kotoran dan bersih jiwanya dari segala macam sifat tercela.
c.
Seorang pendidik hendaknya ikhlas dan tidak
ria dalam melaksanakan tugasnya.
d.
Seorang pendidik hendaknya bersikap pemaaf
dan memaafkan kesalahan orang lain (terutama terhadap peserta didiknya), sabar
dan sanggung menahan amarah, senantiasa membuka diri dan menjaga kehormatannya.
e.
Seorang pendidik hendaknya mampu mencintai
peserta didiknya sebagaimana ia mencintai anaknya sendiri (bersifat keibuan
atau kebapakan).
f.
Seorang pendidik hendaknya mengetahui
karakter peserta didiknya, seperti; pembawaan, kebiasaan, perasaan dan berbagai
potensi yang dimilikinya.
g.
Seorang pendidik hendaknya menguasai
pelajaran yagn diajarkannya dengan baik dan profesional.
Mahmud Junus (1966:113) menyatakan bahwa Ibnu
Sina mengajukan beberapa sifat seorang pendidik :
a.
Tenang
b.
Tidak bermuka masam
c.
Tidak
berolok-olok di hadapan anak didik
d.
Sopan santun.
c. Syarat Pendidik dalam Pendidikan Islam
Soejono (1982:63-65) menyatakan bahwa syarat
guru adalah sebagai berikut:
a.
Tentang umur, harus sudah dewasa
b.
Tentang kesehatan, harus sehat jasmani dan
rohani
c.
Tentang kemampuan mengajar, ia harus ahli
d.
Harus
berkesusilaan dan berdedikasi tinggi
Munir Mursi (1977:97) menyatakan syarat
terpentingnya bagi guru dalam Islam adalah syarat keagamaan. Syarat guru dalam
islam ialah sebagai berikut:
a.
Umur, harus sudah dewasa
b.
Kesehatan, harus sehat jasmani dan rohani
c.
Keahlian, harus menguasai bidang yang
diajarkannya dan menguasai ilmu mendidik (termasuk ilmu mengajar)[9]
Dikutip dari
Abudin Nata, pengertian pendidik adalah orang yang mendidik.Pengertian ini
memberikan kesan bahwa pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam
bidang mendidik. Secara khusus pendidikan dalam persepektif pendidikan islam
adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan seluruh potensi
peseta didik. Kalau kita melihat secara fungsional kata pendidik dapat di
artikan sebagai pemberi atau penyalur pengetahuan, keterampilan.
Dalam konteks
pendidikan Islam “pendidik” sering disebut dengan murabbi, mu’allim, mu’addib.
Menurut peristilahan yang dipakai dalam pendidikan dalam konteks Islam, Ketiga
istilah ini mempunyai tempat tersendiri dan mempunyai tugas masing-masing.
1.
Murabbi
adalah: orang yang mendidik dan menyiapkan peserta didik
agar mampu berkreasi serta mampu mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk
tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat dan alam sekitarnya.
2.
Mu’allim adalah:
orang yang menguasai ilmu dan mampu mengembangkannya serta menjelaskan fungsinya
dalam kehidupan, menjelaskan dimensi teoritis dan praktisnya, sekaligus
melakukan transfer ilmu pengetahuan, internalisasi serta implementasi.
3.
Mu’addib
adalah: orang yang mampu menyiapkan peserta didik untuk
bertanggungjawab dalam membangun peradaban yang berkualitas di masa depan.
D.
PENUTUP
Pendidikan Islam
adalah suatu pendidikan yang melatih perasaan murid-murid dengan cara begitu
rupa sehingga dalam sikap hidup, tindakan, keputusan, dan pendekatan mereka
terhadap segala jenis pengetahuan, sangat dipengaruhi oleh nilai spritual dan
sangat sadar akan nilai etis Islam.
Istilah pendidikan dalam konteks Islam pada
umumnya mengacu pada term al-tarbiyah, al-ta’dib, dan al-ta’lim. Dari ketiga
istilah tersebut term yang popular digunakan dalam praktek pendidikan Islam
ialah term al-tarbiyah.
Pendidik adalah orang yang memiliki tanggung
jawab untuk mendidik. Pendidik dalam perspektif pendidikan Islam adalah
orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan
mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif,
kognitif, maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Dalam
Al-Qur’an ada empat yang dapat menjadi pendidik, a) Allah SWT, b) Para Nabi c),
Kedua orang tua, d)orang lain.
Dalam konteks pendidikan Islam
“pendidik” sering disebut dengan murabbi, mu’allim, mu’addib.
DAFTAR PUSTAKA
Arifudin, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2004
Budiman,
Nasir, Pendidikan dalam perspektif islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1999
Marimba, Ahmad D, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam,
Bandung: Al-Ma'arif, 1974
Naquib, Muhammad, Al-Attas Konsep Pendidikan dalam Islam, Bandung: Mizan, 1994
Nata,Abuddin,
Filsafat Pendidikan Islam, Bandung:
Wacana Ilmu, 1997
Tafsir,
Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif
Islam, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,1999
Uhbiyati, Nur, Ilmu
Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 1997
Zuhairini, dkk, Filsafat
Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995
[4] Ahmad Tafsir, Ilmu
Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007), 29.
[5] Al-Farrazy, Arifudin, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2004), 27.
[8] Ahmad
Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif
Islam, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya,2007),53.
No comments:
Post a Comment